Cara Menghitung dan Menentukan Hari Baik Untuk Menikah Menurut Weton Jawa
Pernikahan adalah salah satu momen paling bersejarah dalam hidup seseorang. Di Indonesia, terdapat beragam budaya dan tradisi yang menjadi bagian dari upacara pernikahan. Salah satu tradisi yang sangat penting dalam pernikahan orang Jawa adalah menghitung hari baik.
Tradisi budaya ini dilakukan dengan harapan agar pernikahan bisa langgeng dan harmonis hingga hanya ajal yang dapat memisahkan.
Meski semua hari adalah baik, upacara pernikahan tentu merupakan momen yang spesial sehingga setiap pasangan ingin yang terbaik di hari pernikahannya. Dalam tradisi Jawa, menentukan hari baik merupakan salah satu hal yang diyakini berpengaruh dalam pernikahan.
Untuk menghitung tanggal pernikahan yang baik menurut penanggalan jawa, maka kita harus mengetahui cara menghitung tanggal pernikahan jawa berdasarkan weton-nya.
Weton Jawa adalah sistem penanggalan tradisional yang berasal dari kebudayaan Jawa yang menggabungkan unsur-unsur kalender Jawa dan astrologi. Dalam sistem penanggalan Weton Jawa, unsur astrologi memegang peranan penting. Ahli kala atau dukun Jawa akan mempertimbangkan posisi bintang dan planet tertentu dalam menentukan hari baik untuk menikah.
Langkah-langkah Menghitung Hari Baik Menurut Weton Jawa
1. Mencari Hari Pasaran Kedua CalonPasaran atau sistem pancawara adalah nama dari sebuah pekan atau minggu yang terdiri dari 5 hari, yakni : Pahing, Pon, Wage, Kliwon dan Legi.
Sebagai contoh, ada dua calon yang bernama Adam dan Hawa.
- Paijo lahir pada 1 Januari 1995
Siti lahir pada 2 Februari 1998
Untuk mencarinya, anda harus mencari di kalender jawa atau menggunakan aplikasi kalkulator dibawah ini.
Pasaran kedua calon itu adalah :
Paijo Minggu Kliwon, dan Siti : Selasa Pon
Setelah anda mendapatkan pasaran kedua calon, anda harus mencari neptu dengan melihat tabel dibawah ini:
Hari / Weton
|
Pon (7)
|
Wage (4)
|
Kliwon (8)
|
Legi (5)
|
Pahing (9)
|
Senin (4)
|
11
|
8
|
12
|
9
|
13
|
Selasa (3)
|
10
|
7
|
11
|
8
|
12
|
Rabu (7)
|
14
|
11
|
15
|
12
|
16
|
Kamis (8)
|
15
|
12
|
16
|
13
|
17
|
Jumat (6)
|
13
|
10
|
14
|
11
|
15
|
Sabtu (9)
|
16
|
13
|
17
|
14
|
18
|
Minggu (5)
|
12
|
9
|
13
|
10
|
14
|
Dilihat pada tabel, maka neptu masing-masing calon adalah :
- Paijo : 13, Hawa : 10.
Siti dijumlah neptunya menghasilkan 23
Hari baik untuk menikah dalam budaya jawa bisa anda lihat pada tabel dibawah.
halmuJ
|
Sirkulasi
|
Keterangan
|
1
|
Sandang
|
Bagus
|
2
|
Pangan
|
Bagus
|
3
|
Papan (Joyo)
|
Bagus dan Disarankan
|
4
|
Loro
|
Sering sakit
|
5
|
Pati
|
Ada yang meninggal
|
Untuk melangsungkan hari pernikahan, sebaiknya dilaksanakan pada hari ke 1, 2 atau 3. Hindari pada hari ke 4 dan 5.
Cara menghitung tanggal pernikahannya adalah sebagai berikut:- (Total Neptu Kedua Calon + Hari Baik) / 5, harus sisa 3.
3 adalah hari baik pada tabel 2.
(23 + hari baik) / 5, sisa 3.
Maka, angka yang memiliki sisa 3 adalah 10 dan 15.
(23 + 10 ) / 5 ==> 33 / 5 = 6, sisa 3
(23 + 15 ) / 5 ==> 38 / 5 = 7, sisa 3
Maka, hari yang baik ada hari yang neptunya 10 dan 15. Jika anda lihat pada tabel 1, maka hari yang baik adalah : Selasa Pon, Minggu Legi, Jumat Wage, Kamis Pon, Rabu Kliwon, Jumat Pahing.
Hitungan weton ini mungkin tidak menjadi patokan dari pernikahan, dan apabila ada sebagian masyarakat Indonesia yang tidak menggunakannya pun tak masalah. Karena setiap daerah memiliki budaya dan adat istiadatnya sendiri, yang bergantung dengan kepercayaan individu itu sendiri.
Penting untuk diingat bahwa pemilihan tanggal pernikahan berdasarkan Weton Jawa adalah tradisi dan keyakinan budaya yang masih dipraktikkan oleh beberapa pasangan Jawa saat ini. Tradisi pemilihan tanggal pernikahan berdasarkan Weton Jawa merupakan salah satu contoh kekayaan budaya Jawa yang masih dilestarikan hingga saat ini. Meskipun tidak semua pasangan Jawa mempraktikkannya, tradisi ini membawa dalamnya warisan dan simbolisme yang mendalam.
Seiring berjalannya waktu, setiap pasangan memiliki kebebasan untuk memilih apakah ingin mengikuti tradisi ini atau tidak. Yang terpenting, pernikahan adalah tentang cinta, komitmen, dan persatuan dua jiwa yang saling mencintai, yang tak tergantikan oleh tanggal atau tradisi manapun.