Google Doodle Kenang Godfather of Broken Heart Didi Kempot. Berikut Faktanya !
Ada tampilan awal berbeda saat membuka Google hari ini, Minggu (26/2-2023). Pengguna bisa melihat desain animasi dari musisi Indonesia, Didik Prasetyo atau lebih dikenal sebagai Didi Kempot.
Wah keren kan? Didi Kempot nggak hanya jadi idola bagi penikmat musik campursari saja, tapi sampai masuk daftar tokoh legendaris Google.
Ya, Google Doodle hari ini merayakan Didi Kempot sebagai musisi ternama Indonesia. Logo mesin pencarian didesain ulang dengan kombinasi warna ungu dan coklat, serta desain karikatur seperti suasana konser, lengkap dengan bintang-bintang berwarna kuning.
Raksasa teknologi itu menampilkan Didi Kempot, lantara dia telah menulis lebih dari 700 lagu campursari sedih dalam bahasa Jawa selama lebih dari 30 tahun kariernya. Hal ini membuatnya mendapatkan julukan Bapak Patih Hati atau The Godfather of Broken Heart. Karena menulis banyak lagu yang bertemakan patah hati dan kehilangan. Ia sengaja memilih tema tersebut karena rata-rata orang pernah mengalaminya dan ingin dekat dengan masyarakat.
Almarhum Didi Kempot sukses membawa musik keroncong dangdut, campur sari dengan bahasa Jawa jadi lebih membumi. Karya-karyanya kini familiar di telinga anak muda, lintas suku, lintas kalangan. Penggemar Didi Kempot dari kalangan muda dari berbagai daerah menyebut diri mereka sebagai ‘Sad Boys’ dan ‘Sad Girls’ yang tergabung dalam komunitas Sobat Ambyar.
Julukan tersebut tak lepas dari karir musik Didi Kempot yang menceritakan tentang kesedihan dan kisah patah hati. Beberapa lagu populer Didi Kempot di kalangan anak muda salah satunya adalah Pamer Bojo, Terminal Tirtonadi dan Stasiun Balapan.
Mengenal Didi Kempot dan alasan kenapa sosoknya diangkat di Google doodle
Jika kamu membuka mesin pencari Google hari ini, pasti SoHip akan mendapati Google Doodle yang menggambarkan sosok Didi Kempot yang sedang menyanyi lengkap dengan blangkon di kepalanya. Penampilan tersebut memang sangat ikonik dengan sosok Didi Kempot. Dengan hiasan khas tradisional Indonesia, membuat kita akan langsung mengenal sosok adik dari pelawak Mamiek Prakoso ini.
Alasan kenapa sosok Didi Kempot diangkat ke Google doodle pada tanggal 26 Februari adalah karena pada tanggal tersebut Didi Kempot mendapatkan penghargaan seumur hidup atau lifetime achievement Billboard Indonesia Music Award 2020. Dikutip dari Kompas, lifetime achievement Billboard adalah penghargaan yang diberikan oleh majalah Billboard kepada seorang artis yang memiliki karier luar biasa.
Penghargaan tersebut mencakup kontribusi artistik dan pribadi yang berdampak besar pada musik di seluruh dunia. Dalam arti, Didi Kempot sudah memberikan kontribusi besar bagi keragaman musik di Indonesia maupun di dunia. Hal ini diungkapkan oleh Communication Manager Google Indonesia, Felliciana Wienathan.
Menampilkan sosok Didi Kempot ke halaman awal Google tentu bukan tanpa alasan. Siapa pun tokoh yang tampil di Google Doodle sudah dipastikan bahwa ia merupakan sosok yang banyak memberikan kontribusi di bidangnya. Begitu pula dengan Didi Kempot yang sudah banyak menorehkan prestasi.
Dikutip dari halaman Mojok, Felliciana Wienathan juga mengungkapkan alasan kenapa mengangkat sosok Didi Kempot ke Google doodle. Menurut Felliciana, Didi Kempot adalah sosok yang harus terus dikenang. Produktivitas dan semangat Didi Kempot selama hidupnya harus terus dihidupkan.
"Didi Kempot adalah satu sosok yang semangatnya harus terus kita hidupkan," tuturnya pada hari Jumat (24/2).Selama kariernya, Didi Kempot sudah menghasilkan 700 lagu dan sederet penghargaan, seperti penghargaan Anugerah Musik Indonesia (2001) dengan kategori Penyanyi Terbaik, Anugerah Musik Indonesia (2002) dengan kategori Album Terbaik, dan Anugerah Musik Indonesia (2003) dengan kategori Karya produksi Tradisional Terbaik.
Kepergian Didi Kempot pada 5 Mei 2020 tidak hanya meninggalkan nama besarnya saja. Tetapi juga meninggalkan karya yang luar biasa yang menambah keragaman musik di Indonesia. Semoga karya-karya Didi Kempot akan terus abadi di jagat musik Indonesia, ya!
Profil Didi Kempot Godfather of Broken Heart
Dirangkum dari berbagai sumber, nama asli Didi Kempot adalah Didik Prasetyo yang lahir pada 31 Desember 1966 dari pasangan Ranto Edi Gudel dan Umiyati Siti Nurjanah di Surakarta, Jawa Tengah. Darah seni yang mengalir di tubuhnya berasal dari kedua orang tuanya.
Ratno Edi Gudel atau yang akrab dikenal dengan sebutan Mbah Ranto merupakan seorang pemain ketoprak dan pencipta lagu. Tak hanya itu, ibunya, Umiyati juga adalah seorang penyanyi tradisional. Karier Didi Kempot sebagai seorang penyanyi dimulai sebagai seniman jalanan selama 3 tahun di kota kelahirannya mulai 1984.
Dia lantas mengadu nasib di jalanan Yogyakarta. Seniman itu kerap menunjukkan kebolehannya di Malioboro. Usai dari Yogyakarta, saudara dari pelawak Mamiek Prakoso itu merantau ke Jakarta. Di Ibu Kota Negara, dia juga menjadi seorang musisi jalanan sambil melakukan rekaman dan menitipkan hasilnya ke beberapa label.
Setelah mengalami beragam penolakan, kesempatan datang pada 1989 setelah salah satu label di dalam negeri tertarik dengan lagu yang dikirimkan. Dia pun berhasil merilis album pertama dengan lagu andalan Cidro.
Lagu Cidro diangkat dari kisah asmara Didi yang pernah gagal. Jalinan asmara yang ia jalani bersama kekasih tidak disetujui oleh orang tua wanita tersebut. Itulah yang membuat lagu Cidro begitu menyentuh hingga membuat pendengar terbawa perasaan. Lagu yang bercerita tentang kisah asmara yang gagal tersebut berhasil mengantarkannya manggung di sejumlah negara.
Bahkan di Suriname nama Didi Kempot begitu terkenal lantaran sejumlah penduduknya menggunakan bahasa Jawa. Setelah Suriname, pria seniman ini juga pergi ke Eropa. Di Belanda, tepatnya di Rotterdam, sang seniman bahkan merekam lagu yang berjudul Layang Kangen. Kembali ke Indonesia pada akhir 1990an, dia merilis lagu berjudul Stasiun Balapan.
Lagu ini menjadi hits di dalam negeri. Nama Didi Kempot terus melambung. Selain Stasiun Balapan dan Cidro, beberapa lagu yang dinyanyikan seperti Sewu Kutho dan Banyu Langit pun menjadi hit. Para pendengar lagu dari sang musisi berasal dari lintas generasi, yakni dari anak muda sampai dengan generasi tua. Meskipun berbahasa Jawa, pendengar lagu-lagunya tidak hanya orang-orang dari suku Jawa saja.
Dia juga tercatat telah menerima sejumlah penghargaan selama perjalanannya berkarir di industri musik Indonesia. Beberapa penghargaan yang diraih adalah Anugerah Musik Indonesia (2001) kategori artis Solo Pria/Wanita terbaik, Anugerah Musik Indonesia (2001) kategori Penyanyi Terbaik, Anugerah Musik Indonesia (2002) kategori Album Terbaik; dan sebagainya.
Saat sedang berada di puncak kariernya, kabar duka datang. Didi Kempot meninggal dunia pada 5 Mei 2020 di Rumah Sakit Kasih Ibu, Surakarta, karena mengalami henti jantung. Kendati telah berpulang ke pangkuan Tuhan Yang Maha Esa, karya-karyanya tetap abadi di hati para pencintanya.
"Beberapa tahun terakhir, musik campursari Didi Kempot mengalami kebangkitan popularitas di kalangan generasi muda. Lagu-lagunya terus menyentuh hati orang-orang romantis yang putus asa di seluruh dunia," demikian pernyataan tertulis Google.
Dengan munculnya Alm Didi Kempot di Google Doodle, prestasinya di dunia musik kembali diingat dan diapresiasi oleh masyarakat Indonesia. Semoga karya-karyanya terus diabadikan dan memberikan inspirasi bagi generasi musisi Indonesia ke depan.