Mendung Tanpo Udan Makna Pertemuan dan Kehilangan Kisah Cinta Tak Sampai Pelaminan -->

Mendung Tanpo Udan Makna Pertemuan dan Kehilangan Kisah Cinta Tak Sampai Pelaminan

Mendung Tanpo Udan, Ketemu Lan Kelangan
    Mendung tanpo udan (mendung tanpa hujan)
    Ketemu lan kelangan (bertemu dan kehilangan)
    Kabeh kuwi sing diarani perjalanan (semua itu yang disebut perjalanan)

Penggalan lirik tembang berbahasa jawa tersebut akhir-akhir ini mendadak sering terdengar di telinga kita. Lagu berjudul "Mendung Tanpo Udan" ini mendadak populer di tengah kaum urban, bahkan oleh orang-orang yang tidak mengerti bahasa jawa sekalipun.

Tembang jawa yang dinyanyikan oleh Ndarboy Genk ini mampu menembus top chart tidak hanya di Indonesia, tapi juga melesat hingga negara-negara tetangga seperti Brunei dan Hongkong.

Lagu Berjudul Mendung Tanpo Udan merupakan ciptaan dari Kukuh Kudamaji (Muhammad Kukuh Prasetya alias Kukuh Prasetya Kudamai). Lagu dengan lirik bahasa jawa ini menceritakan tentang sepasang kekasih yang gagal menjalin hubungan asmara.

Sebagai manusia, sering kali kita semua berharap akan sesuatu. Memiliki angan-angan dari sebuah pertemuan, dan berharap pertemuan itu berlangsung lama. Pertemuan memang menyenangkan, namun ada baiknya Anda tidak terlena. Sebab dari pertemuan itu Anda juga harus siap untuk kehilangan. Dari sebuah harapan, Anda harus siap apabila harapan itu tidak terwujud.

Tetapi tenang, tidak ada salahnya Anda memiliki harapan. Satu hal yang harus Anda ingat hanyalah untuk tetap mempersiapkan diri apabila harapan tidak terwujud. Bagaikan dua sisi mata uang: ketika Anda menyambut siang, Anda juga harus siap menikmati gelapnya malam.

Membedah Lirik Mendung Tanpa Hujan dan Maknanya

Mungkin ada sebagian dari Anda yang sudah hafal dengan lirik lagu Mendung Tanpo Udan. Lagu yang dalam bahasa Indonesia berarti Mendung Tanpa Hujan ini banyak berisi pesan mengenai pertemuan dan kehilangan.

Mendung tanpo udan
(Mendung tanpa hujan)
Ketemu lan kelangan
(Bertemu dan kehilangan)
Kabeh kui sing diarani perjalanan
(Semua itu yang disebut perjalanan)

Bait pertama ini terdapat rima yang menarik beserta sampiran yang unik. Mendung tanpa hujan bisa diartikan dengan suatu keadaan yang tidak jelas (tidak pasti), karena pada saat itu adalah waktu di mana cerah dan hujan berjarak dan selalu memiliki dua kemungkinan, jika tidak terjadi hujan ya akan kembali ke keadaan cerah. Dan dijelaskan kembali di larik selanjutnya, yang memaparkan bahwa yang namanya pertemuan pasti akan ada perpisahan. Semua itulah yang disebut dengan perjalanan, seperti perjalanan manusia, ada hidup pasti ada mati.

Awak dewe tau duwe bayangan
(Kita pernah mempunyai impian)
Besok yen wes wayah omah-omahan
(Kelak jika telah berumah tangga)
Aku moco koran sarungan
(Aku membaca koran pakai sarung)
Kowe belonjo dasteran
(Kamu belanja pakai daster)

Setiap hubungan (percintaan) pasti akan berpikir tentang masa depan, dan puncak dari suatu hubungan tersebut adalah sebuah pernikahan. Semua perencanaan dan bayangan pastinya akan terjadi tatkala menjalani hubungan, bercita-cita akan seperti apa dan bagaimana setelah menikah. Seperti halnya sebuah hal indah saat berada di lingkungan pedesaan, yakni saat si suami bersantai ria di teras memakai sarung, ngopi dan membaca koran, sembari melihat istrinya berdaster yang sedang berbelanja di tukang sayur keliling.

Nanging saiki wes dadi kenangan
(Namun kini tinggal kenangan)
Aku karo koe wes pisahan
(Aku dan kamu sudah berpisah)
Aku kiri kowe kanan, wes bedo dalan
(Aku ke kiri, kamu ke kanan, jalan kita berbeda)

Namun, semua impian atau bayangan itu hanya terasa sia-sia karena semuanya sudah berubah menjadi kenangan, setelah kata "putus" atau sebuah perpisahan terjadi. Saat semuanya sudah tidak sejalan lagi, hanya kenangan yang menjadi saksi tentang indahnya masa lalu yang sudah tak berarti lagi.

Mlaku bebarengan
(Jalan bersama)
Ben dino sayang-sayangan
(Tiap hari saling menyayangi)
Sedih lan kebahagiaan
(Kesedihan dan kebahagiaan)
Dilewati tahun-tahunan
(Telah dilewati bertahun-tahun)

Sebelum perpisahan terjadi, padahal dulu selalu main (berjalan-jalan) bersama. Mendatangi setiap lokasi indah, tempat hits, nongkrong bareng, dan kebiasaan-kebiasaan indah lain dengan kebersamaan selama bertahun-tahun. Setiap hari selalu menyayangi dengan menjaga diri dan hati, susah senang bersama-sama, ah, sayangnya semuanya sudah menjadi masa lalu.

Padu meneng-menengan
(Saling marah dan saling mendiamkan)
Bar kui kangen-kangenan
(Setelah itu memadu kerinduan)
Kadang bedo pilihan
(Terkadang berbeda pilihan)
Nganti pedot balikan
(Hingga kandas dan kembali bersama)

Kembali lagi mengingat bahwa dulu pernah ngambek bersama-sama, saling mendiamkan entah karena masalah apa, yang setelahnya akan saling merindu dengan penuh kasih. Mungkin dasar dari "ngambek" tersebut adalah karena berbeda pilihan, saling egois dengan pemikirannya masing-masing, sampai pernah putus (berpisah) dan akhirnya balikan (kembali) lagi. Yah, walau pada akhirnya jadi putus beneran karena merasa sudah tidak ada yang bisa dipertahankan lagi.

Siapapun itu, yang sudah menjalani sebuah hubungan dengan ikatan waktu yang lama pasti akan merasa sangat kehilangan, sangat merasa sedih karena kehilangan kebiasaan, dan mungkin saja sangat membutuhkan waktu yang lama untuk bisa merelakan semua kenangan indah yang pernah diukir bersama-sama. Pesan mimin sih, buat kamu yang sudah menjalani hubungan bertahun-tahun ya rawatlah terus hubungan itu, jangan sampai menyesal karena memilih mengusaikan hubungan akibat masalah kecil yang sebenarnya tidak penting. Belajarlah "menghargai" agar "dihargai", begitujuga belajarlah "menjaga kepercayaan" jika ingin kepercayaannya juga dijaga.

Agar lebih mudah menyerap maknanya, mari simak penggalan lirik pada bagian verse dan chorus dari lagu ini.

    Mendung tanpo udan
    Ketemu lan kelangan
    Kabeh kuwi sing diarani perjalanan (perjalanan)
    Awakdewe tau duwe bayangan
    Besok yen wis wayah omah-omahan
    Aku moco koran sarungan
    Kowe belonjo dasteran (belonjo dasteran)
    Nanging saiki wis dadi kenangan
    Aku karo kowe wis pisahan
    Aku kiri kowe kanan
    Wis bedo dalan

Arti dalam bahasa Indonesia:

    Mendung tanpa hujan
    Bertemu dan kehilangan
    Semua ini yang disebut perjalanan (perjalanan)
    Kita pernah punya angan-angan
    Besok saat sudah berumah tangga
    Aku baca koran memakai sarung
    Kamu belanja memakai daster (memakai daster)
    Namun sekarang sudah jadi kenangan
    Aku dan kamu sudah berpisah
    Aku ke kiri kamu ke kanan
    Sudah beda jalan

Jika Anda simak pada bagian awal verse lagu ini, disana tertera kalimat “mendung tanpa hujan”. Kalimat ini mengartikan seringnya kita mengira apabila langit mendung pasti akan hujan. Namun, nyatanya tidak selalu.

Kalimat “Bertemu dan kehilangan, semua ini yang disebut perjalanan” menyiratkan makna bahwa dalam hidup manusia selalu ada pertemuan juga ada kehilangan. Kehilangan di sini dapat terjadi karena bermacam hal. Ada yang dipisahkan karena kematian, atau ada pula yang memang kehilangan karena memang “sudah waktunya” saja.

Coba Anda ingat kembali kawan-kawan Anda semasa sekolah dahulu. Begitu acara pelepasan siswa tiba, keesokan harinya Anda dan kawan Anda sudah menempuh jalan hidup yang berbeda. Ada yang melanjutkan ke sekolah baru yang jauh dari lokasi Anda, ada pula yang masih bersama Anda.

Begitu pula di dalam keseharian kita. Ada kawan yang pernah sangat akrab bersama. Namun karena perubahan pola hidup, pekerjaan, dan kesibukan, kita kehilangan momen yang pernah kita lewati bersama.

Ada pula kisah pasangan yang awalnya memiliki angan-angan namun tidak kesampaian. Seperti dalam lagu Mendung Tanpo Udan ini yang mengisahkan perpisahan antara pasangan pada lanjutan lirik berikutnya yaitu :
“Kita pernah punya angan-angan besok saat sudah berumah tangga, aku membaca koran sambil memakai sarung, kamu belanja sambil mengenakan daster (layaknya ibu rumah tangga)”.

Pada penggalan lirik ini menyiratkan harapan bahwa nantinya mereka berdua akan berumah tangga dengan gambaran kehidupan sederhana, tetapi tetap manis. Akan tetapi kelanjutan liriknya mengatakan bahwa mereka kini berbeda jalan. Dalam artinya, mereka pada akhirnya harus berpisah dan menempuh jalan berbeda.

Memang jika diperhatikan sekilas, lirik lagu ini terasa sedih. Akan tetapi itulah kehidupan. Di balik setiap pertemuan, selalu ada perpisahan. Perpisahan itu sendiri dapat disebabkan berbagai hal yang kadang sangat sulit dihindari.

Bekal utama yang harus Anda siapkan adalah bagaimana Anda menyikapi sebuah harapan yang selalu ada kemungkinan tercapai atau tidak.

Kesimpulan dari Makna Mendung Tanpa Hujan

Di dunia ini selalu ada kisah pertemuan dan kehilangan. Di dalamnya terkandung harapan bahwa dari sebuah pertemuan itu akan berlanjut terus dan tidak akan berpisah. Namun, kisah perjalanan hidup selalu menyimpan kejutan.

Bagaikan lagu Mendung Tanpa Hujan, di mana Anda melihat langit mendung dan mengira akan turun hujan. Kenyataannya tidak semua mendung berarti hujan.

Begitu pula keinginan dan harapan. Ada yang terwujud ada pula yang tidak. Maka langkah terbaik adalah mempersiapkan diri sebaik mungkin apabila terjadi perpisahan atau kehilangan.

Anda dapat melakukan visualisasi negatif, fokus pada segala hal yang bisa Anda kendalikan dan berserah diri pada takdir.

Anda tidak perlu takut pada kehilangan. Karena pada dasarnya dalam hidup manusia, akan selalu ada pertemuan dan kehilangan. Bagaikan siang dan malam, selalu berjalan beriringan di dalam hidup kita.

Anda mungkin menyukai postingan ini

Terima kasih telah membaca Mendung Tanpo Udan Makna Pertemuan dan Kehilangan Kisah Cinta Tak Sampai Pelaminan , Dapatkan Update dari PanjiNawangkung di Google News Dengan klik LINK/GAMBAR DIBAWAH INI dan jangan lupa FOLLOW
Image
  1. Untuk menyisipkan sebuah kode gunakan <i rel="pre">code_here</i>
  2. Untuk menyisipkan sebuah quote gunakan <b rel="quote">your_qoute</b>
  3. Untuk menyisipkan gambar gunakan <i rel="image">url_image_here</i>

DMCA.com Protection Status

Page Load Time...

Nih buat jajan